Blogger April 2011 - suryahandayana
YAKIN & BERMANFAAT

Friday 29 April 2011

SNMPTN Jalur Undangan

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2011
JALUR UNDANGAN

Pendaftaran SNMPTN 2011 Jalur Undangan dapat dilakukan secara online melalui laman (website) : http://undangan.snmptn.ac.id.
LATAR BELAKANG
Penerimaan mahasiswa baru harus memenuhi prinsip adil dan tidak diskriminatif dengan tidak membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, umur, kedudukan sosial, dan tingkat kemampuan ekonomi calon mahasiswa dengan tetap memperhatikan potensi calon mahasiswa dan kekhususan perguruan tinggi. Perguruan tinggi sebagai lanjutan pendidikan setelah SLTA hendaknya dapat menerima calon mahasiswa yang berprestasi akademik tinggi dan diprediksi akan berhasil menyelesaikan studi di perguruan tinggi berdasarkan penilaian dan rekomendasi Kepala Sekolah. Siswa yang berprestasi tinggi dan secara konsisten menunjukkan prestasinya tersebut layak mendapatkan kesempatan untuk menjadi calon mahasiswa.
Sekolah sebagai satuan pendidikan dan guru sebagai pendidik diyakini selalu menjunjung tinggi kehormatan dan kejujuran sebagai bagian dari prinsip pendidikan berkarakter. Sekolah dengan demikian dapat diberikan penghargaan dan kepercayaan melakukan seleksi awal calon mahasiswa yang berprestasi dan diharapkan dapat menyelesaikan pendidikan tinggi dengan baik.
TUJUAN
1. Untuk dapat menjaring calon mahasiswa yang mempunyai prestasi akademik tinggi di SLTA seluruh Indonesia perlu dilakukan seleksi secara nasional melalui suatu kepanitiaan SNMPTN Jalur Undangan yang bertujuan :
2. Mendapatkan mahasiswa baru yang mempunyai prestasi akademik tinggi di SLTA.
3. Memberikan kesempatan kepada seluruh anak bangsa yang berprestasi akademik tinggi untuk memperoleh pendidikan tinggi.
4. Memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada sekolah untuk menjadi bagian pelaksana seleksi awal di tingkat sekolah.
INTEGRASI PROGRAM BIDIK MISI
Pada tahun 2011, Program Bantuan Biaya Pendidikan (Bidik Misi) dari Kementerian Pendidikan Nasional bagi siswa SMA/SMK/MA/MAK diintegrasikan ke dalam pola seleksi SNMPTN. Ketentuan lebih lanjut mengenai program Bidik Misi ini dapat dilihat dalam laman http://bidikmisi.dikti.go.id.
KETENTUAN UMUM DAN PERSYARATAN
Ketentuan Umum
 Jalur undangan ialah mekanisme seleksi nasional berdasarkan penjaringan prestasi akademik tanpa ujian tertulis/keterampilan.
 Jalur undangan tidak termasuk jalur penelusuran minat dan bakat.
 Kepala Sekolah mendaftarkan siswa terbaiknya untuk diseleksi menjadi calon mahasiswa baru di perguruan tinggi negeri yang diminati.
Persyaratan Sekolah
Sekolah yang memiliki akreditasi A, B atau C dari BAN-SM dan/atau terdaftar pada database SNMPTN Tahun 2010
Persyaratan Siswa Pelamar
Siswa SMA/SMK/MA/MAK yang sedang duduk di kelas 12 dan akan mengikuti UN pada tahun 2011.
Siswa yang memperoleh rekomendasi dari Kepala Sekolah dan memiliki prestasi akademik terbaik dengan peringkat sebagai berikut: Akreditasi Sekolah Jenis kelas Peringkat siswa dalam kelas
A Akselerasi 100% (semua siswa)
A RSBI/Unggulan 75% terbaik
A Reguler 50% terbaik
B Reguler 25% terbaik
C Reguler 10% terbaik

TATA CARA PENDAFTARAN UNDANGAN
1. Panitia pusat bersama-sama dengan panitia lokal menginformasikan kepada sekolah tentang pola penerimaan mahasiswa baru program sarjana SNMPTN Jalur Undangan.
2. Kepala Sekolah harus membaca dan memahami seluruh ketentuan dan prosedur SNMPTN Jalur Undangan yang termuat dalam laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id, terutama yang berkaitan dengan persyaratan dan daya tampung program studi di masing-masing PTN.
3. Kepala Sekolah secara proaktif mendaftarkan profil sekolahnya melalui laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id untuk mengikuti SNMPTN Jalur Undangan untuk mendapatkan user name dan password serta jumlah siswa yang dapat diusulkan mengikuti SNMPTN Jalur Undangan. Proaktif : Panitia SNMPTN tidak akan mengirimkan undangan tertulis secara langsung ke alamat masing-masing sekolah.
4. Kepala Sekolah mengisi data prestasi akademik siswa dengan menggunakan user name dan password secara online melalui laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id.
5. Kepala Sekolah memberikan Nomor Pendaftaran dan Password yang didapatkan dari sistem kepada siswa pelamar yang direkomendasikan.
6. Siswa Pelamar yang telah didaftarkan oleh Kepala Sekolah membayar uang pendaftaran ke Bank Mandiri dengan menunjukkan Nomor Pendaftaran. Catatan : Bagi siswa pelamar yang memenuhi persyaratan program Bidik Misi 2011 tidak perlu membayar biaya pendaftaran, sehingga siswa tersebut dapat langsung login untuk melakukan pendaftaran Jalur Undangan secara online.
7. Siswa Pelamar dengan menggunakan Nomor Pendaftaran dan Password mengisi biodata, pilihan PTN dan program studi, mengunggah (upload) foto resmi terbaru, dan mencetak Kartu Bukti Pendaftaran, melalui laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id.
8. Kepala sekolah dan siswa pelamar harus mengisi data dengan benar dan jujur. Ketidak-jujuran pengisian data akan dikenai sanksi dan dapat berakibat dibatalkannya seluruh proses seleksi jalur undangan untuk sekolah tersebut, walaupun siswa pelamar sudah dinyatakan lulus.
JADWAL SELEKSI JALUR UNDANGAN
a) Pendaftaran : 1 Februari – 12 Maret 2011
b) Pengumuman Hasil : 18 Mei 2011
c) Registrasi : 31 Mei dan/atau 1 Juni 2011
PROGRAM STUDI DAN JUMLAH PILIHAN
1. Setiap siswa pelamar dapat memilih sebanyak-banyaknya 2 (dua) PTN yang diminati.
2. Siswa pelamar dapat memilih program studi yang diminati pada masing-masing PTN yang dipilih sebanyak-banyaknya 3 (tiga).
3. Urutan pilihan program studi merupakan prioritas pilihan.
4. Daftar program studi dan daya tampung SNMPTN Jalur Undangan tahun 2011 dapat dilihat pada laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai seleksi penerimaan mahasiswa baru melalui undangan berdasarkan penjaringan prestasi akademik diatur dan ditetapkan oleh masing-masing PTN yang dipilih siswa pelamar. Siswa pelamar wajib membaca ketentuan tersebut di laman (website) PTN yang diminati.
BIAYA PENDAFTARAN
Biaya pendaftaran SNMPTN Jalur Undangan Tahun 2011 sebesar Rp. 175.000,- (seratus tujuh puluh lima ribu rupiah).
PENGUMUMAN HASIL DAN REGISTRASI JALUR UNDANGAN
1. Hasil seleksi jalur undangan akan diumumkan melalui laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id pada Rabu, 18 Mei 2011.
2. Registrasi bagi siswa pelamar yang lulus seleksi jalur undangan akan dilakukan pada 31 Mei 2011 dan/atau 1 Juni 2011 di masing-masing PTN.
3. Persyaratan dan ketentuan registrasi yang harus dipenuhi oleh siswa pelamar yang lulus dapat dilihat pada laman di masing-masing PTN.
LAIN-LAIN
Segala perubahan ketentuan yang berkaitan dengan pelaksanaan SNMPTN Jalur Undangan Tahun 2011 akan diinformasikan melalui laman SNMPTN http://undangan.snmptn.ac.id dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Prosedur Operasional Baku SNMPTN Tahun 2011.
© Panitia SNMPTN 2011

Tuesday 26 April 2011

Remaja dan Jender

Konsep jender merujuk kepada pembagian peranan dan tanggung jawab sosial antara laki-laki dan perempuan yang mempengaruhi pilihan, kebiasaan dan tingkah laku. Pembagian peranan sosial ini menempatkan laki-laki pada ruang lingkup pekerjaan di luar rumah dan perempuan di lingkup pekerjaan rumah tangga yaitu melahirkan dan membesarkan anak serta melayani keluarga. Jender merupakan variabel sosial ekonomi yang dipengaruhi oleh tingkat sosial, ras, agama, latar belakang ekonomi, dan usia. Oleh karena itu, perspektif jender berkaitan dengan remaja dan pekerjaan meningkatkan kemampuan kita untuk menjelaskan dan membuka bentuk-bentuk ketimpangan kesempatan dan pemenuhan kebutuhan antara remaja perempuan dan laki-laki.
Selama masa kanak-kanak dan remaja, identitas dibentuk melalui suatu proses dimana remaja dianggap menerima dan mengidentifikasi peranan melalui perilaku-perilaku yang dicontohkan. Peranan jender menjadi suatu kerangka yang terbentuk melalui identitas dan rancangan kehidupan yang dibangun. Laki-laki dipersiapkan untuk pekerjaan produktif dan perempuan sebagai ibu rumah tangga. Keadaan tersebut sejak dahulu tidak dapat dihindari dan menjadi sesuatu yang layak, yang membuat laki-laki menjadi mandiri secara ekonomi dan memiliki status kewarganegaraan penuh, sedangkan perempuan menjadi bergantung secara ekonomi dan memiliki status kewarganegaraan yang lemah. Oleh karena itu, ada perbedaan yang nyata antara remaja perempuan dan remaja laki-laki. Pada kenyataannya, kegiatan reproduksi, membesarkan anak, dan pekerjaan rumah tangga yang dianggap sebagai tanggung jawab perempuan, menjadi hambatan terbesar yang harus dihadapi perempuan untuk mencapai kesempatan yang setara. Dampak dari atribut peranan ini, menyebabkan ketidaksetaraan akses dan kontrol sumber daya, yang berpengaruh negatif terhadap penghargaan dan kepercayaan diri perempuan, yang pada akhirnya menyebabkan rendahnya status social dan pekerjaan mereka. Rantai sebab akibat ini membuat perempuan menjadi rentan akan kekerasasan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Hal tersebut juga mempengaruhi ketimpangan pemenuhan kebutuhan rumah tangga.
Oleh karenanya perspektif jender sangat penting untuk pemahaman yang lebih baik berkaitan dengan remaja dan tenaga kerja. Peranan antara laki-laki dan perempuan yang telah terdefinisi sejak masa kanak-kanak, menjadi dinding pemisah bagi identitas laki-laki dan perempuan. Karena filosofi dasar ini sangat tertanam dalam keyakinan perempuan, yaitu bagaimana peranan yang harus dijalankan oleh laki-laki dan perempuan, nilai-nilai kegiatan mereka, dan bagaimana hubungan mereka dengan orang tua dan suami, membuat hal tersebut diterapkan pula dalam lingkungan pekerjaan, yang menjadi dasar disusunnya pembagian jenis pekerjaan berdasarkan jenis kelamin.

Tuesday 12 April 2011

Sisi Positif Kepribadian Melankolis Sempurna

1. Emosi Melankolis Sempurna
a. Mendalam dan penuh pikiran
b. Analitis
c. Serius dan tekun
d. Cenderung jenius
e. Berbakat dan kreatif
f. Artistik atau musical
g. Filosofis dan puitis
h. Menghargai keindahan
i. Perasa terhadap orang lain
j. Suka berkorban
k. Penuh kesadaran
l. Idealis
2. Melankolis Sempurna Sebagai Orangtua
a. Menetapkan standar tinggi
b. Ingin segalanya dilakukan dengan benar
c. Menjaga rumah selalu rapi
d. Merapikan barang anak-anak
e. Mengorbankan keinginan sendiri untuk yang lain
f. Mendorong intelegensi dan bakat
3. Melankolis Sempurna Di Pekerjaan
a. Berorientasi jadwal
b. Perfeksionis, standar tinggi
c. Sadar perincian
d. Gigih dan cermat
e. Tertib dan terorganisasi
f. Teratur dan rapi
g. Ekonomis
h. Melihat masalah
i. Mendapat pemecahan kreatif
j. Perlu menyelesaikan apa yang dimulai
k. Suka diagram, grafik, bagan, daftar

4. Melankolis Sempurna Sebagai Teman
a. Hati-hati dalam berteman
b. Puas tinggal di latar belakang
c. Menghindari perhatian
d. Setia dan berbakti
e. Mau mendengarkan keluhan
f. Bisa memecahkan masalah orang lain
g. Sangat memperhatikan orang lain
h. Terharu oleh air mata penuh belas kasihan
i. Mencari teman hidup ideal
Dikutib dari buku Personality Plus.

15 Kekeliruan Pemahaman tentang Bimbingan & Konseling di Sekolah

Kekeliruan pemahaman ini tidak hanya terjadi di kalangan orang-orang yang berada di luar Bimbingan dan Konseling, tetapi juga banyak ditemukan di kalangan orang-orang yang terlibat langsung dengan bimbingan dan konseling. diantaranya sebagai berikut :
1. Bimbingan dan Konseling disamakan atau dipisahkan sama sekali dari pendidikan.
Ada sebagian orang yang berpendapat bahwa bimbingan dan konseling adalah identik dengan pendidikan sehingga sekolah tidak perlu lagi bersusah payah menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling, karena dianggap sudah implisit dalam pendidikan itu sendiri. Cukup mantapkan saja pengajaran sebagai pelaksanaan nyata dari pendidikan. Mereka sama sekali tidak melihat arti penting bimbingan dan konseling di sekolah. Sementara ada juga yang berpendapat pelayanan bimbingan dan konseling harus benar-benar terpisah dari pendidikan dan pelayanan bimbingan dan konseling harus secara nyata dibedakan dari praktik pendidikan sehari-hari.
Walaupun guru dalam melaksanakan pembelajaran siswa dituntut untuk dapat melakukan kegiatan-kegiatan interpersonal dengan para siswanya, namun kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak hal yang menyangkut kepentingan siswa yang tidak bisa dan tidak mungkin dapat dilayani sepenuhnya oleh guru di sekolah melalui pelayanan pengajaran semata, seperti dalam hal pelayanan dasar (kurikulum bimbingan dan konseling), perencanaan individual, pelayanan responsif, dan beberapa kegiatan khas Bimbingan dan Konseling lainnya.
Begitu pula, Bimbingan dan Konseling bukanlah pelayanan eksklusif yang harus terpisah dari pendidikan. Pelayanan bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki derajat dan tujuan yang sama dengan pelayanan pendidikan lainnya (baca: pelayanan pengajaran dan/atau manajemen), yaitu mengantarkan para siswa untuk memperoleh perkembangan diri yang optimal. Perbedaan terletak dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, dimana masing-masing memiliki karakteristik tugas dan fungsi yang khas dan berbeda (1).
2. Menyamakan pekerjaan Bimbingan dan Konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater.
Dalam hal-hal tertentu memang terdapat persamaan antara pekerjaan bimbingan dan konseling dengan pekerjaan dokter dan psikiater, yaitu sama-sama menginginkan konseli/pasien terbebas dari penderitaan yang dialaminya, melalui berbagai teknik yang telah teruji sesuai dengan masing-masing bidang pelayanannya, baik dalam mengungkap masalah konseli/pasien, mendiagnosis, melakukan prognosis atau pun penyembuhannya.
Kendati demikian, pekerjaan bimbingan dan konseling tidaklah persis sama dengan pekerjaan dokter atau psikiater. Dokter dan psikiater bekerja dengan orang sakit sedangkan konselor bekerja dengan orang yang normal (sehat) namun sedang mengalami masalah.Cara penyembuhan yang dilakukan dokter atau psikiater bersifat reseptual dan pemberian obat, serta teknis medis lainnya, sementara bimbingan dan konseling memberikan cara-cara pemecahan masalah secara konseptual melalui pengubahan orientasi pribadi, penguatan mental/psikis, modifikasi perilaku, pengubahan lingkungan, upaya-upaya perbaikan dengan teknik-teknik khas bimbingan dan konseling.
3. Bimbingan dan Konseling dibatasi pada hanya menangani masalah-masalah yang bersifat insidental.
Memang tidak dipungkiri pekerjaan bimbingan dan konseling salah satunya bertitik tolak dari masalah yang dirasakan siswa, khususnya dalam rangka pelayanan responsif, tetapi hal ini bukan berarti bimbingan dan konseling dikerjakan secara spontan dan hanya bersifat reaktif atas masalah-masalah yang muncul pada saat itu.
Pekerjaan bimbingan dan konseling dilakukan berdasarkan program yang sistematis dan terencana, yang di dalamnya mengggambarkan sejumlah pekerjaan bimbingan dan konseling yang bersifat proaktif dan antisipatif, baik untuk kepentingan pencegahan, pengembangan maupun penyembuhan (pengentasan)
4. Bimbingan dan Konseling dibatasi hanya untuk siswa tertentu saja.
Bimbingan dan Konseling tidak hanya diperuntukkan bagi siswa yang bermasalah atau siswa yang memiliki kelebihan tertentu saja, namun bimbingan dan konseling harus dapat melayani seluruh siswa (Guidance and Counseling for All). Setiap siswa berhak dan mendapat kesempatan pelayanan yang sama, melalui berbagai bentuk pelayanan bimbingan dan konseling yang tersedia.
5. Bimbingan dan Konseling melayani “orang sakit” dan/atau “kurang/tidak normal”.
Sasaran Bimbingan dan Konseling adalah hanya orang-orang normal yang mengalami masalah. Melalui bantuan psikologis yang diberikan konselor diharapkan orang tersebut dapat terbebaskan dari masalah yang menghinggapinya. Jika seseorang mengalami keabnormalan yang akut tentunya menjadi wewenang psikiater atau dokter untuk penyembuhannya. Masalahnya, tidak sedikit petugas bimbingan dan konseling yang tergesa-gesa dan kurang hati-hati dalam mengambil kesimpulan untuk menyatakan seseorang tidak normal. Pelayanan bantuan pun langsung dihentikan dan dialihtangankan (referal).
6. Pelayanan Bimbingan dan Konseling berpusat pada keluhan pertama (gejala) saja.
Pada umumnya usaha pemberian bantuan memang diawali dari gejala yang ditemukan atau keluhan awal disampaikan konseli. Namun seringkali justru konselor mengejar dan mendalami gejala yang ada bukan inti masalah dari gejala yang muncul. Misalkan, menemukan siswa dengan gejala sering tidak masuk kelas, pelayanan dan pembicaraan bimbingan dan konseling malah berkutat pada persoalan tidak masuk kelas, bukan menggali sesuatu yang lebih dalam dibalik tidak masuk kelasnya.
7. Bimbingan dan Konseling menangani masalah yang ringan.
Ukuran berat-ringannya suatu masalah memang menjadi relatif, seringkali masalah seseorang dianggap sepele, namun setelah diselami lebih dalam ternyata masalah itu sangat kompleks dan berat. Begitu pula sebaliknya, suatu masalah dianggap berat namun setelah dipelajari lebih jauh ternyata hanya masalah ringan saja. Terlepas berat-ringannya yang paling penting bagi konselor adalah berusaha untuk mengatasinya secara cermat dan tuntas. Jika segenap kemampuan konselor sudah dikerahkan namun belum juga menunjukan perbaikan maka konselor seyogyanya mengalihtangankan masalah (referal) kepada pihak yang lebih kompeten
8. Petugas Bimbingan dan Konseling di sekolah diperankan sebagai “polisi sekolah”.
Masih banyak anggapan bahwa bimbingan dan konseling adalah “polisi sekolah” yang harus menjaga dan mempertahankan tata tertib, disiplin dan keamanan di sekolah.Tidak jarang konselor diserahi tugas mengusut perkelahian ataupun pencurian, bahkan diberi wewenang bagi siswa yang bersalah.
Dengan kekuatan inti bimbingan dan konseling pada pendekatan interpersonal, konselor justru harus bertindak dan berperan sebagai sahabat kepercayaan siswa, tempat mencurahkan kepentingan apa-apa yang dirasakan dan dipikirkan siswa. Konselor adalah kawan pengiring, penunjuk jalan, pemberi informasi, pembangun kekuatan, dan pembina perilaku-perilaku positif yang dikehendaki sehingga siapa pun yang berhubungan dengan bimbingan konseling akan memperoleh suasana sejuk dan memberi harapan.
9. Bimbingan dan Konseling dianggap semata-mata sebagai proses pemberian nasihat.
Bimbingan dan konseling bukan hanya bantuan yang berupa pemberian nasihat. Pemberian nasihat hanyalah merupakan sebagian kecil dari upaya-upaya bimbingan dan konseling. Pelayanan bimbingan dan konseling menyangkut seluruh kepentingan klien dalam rangka pengembangan pribadi klien secara optimal.
10. Bimbingan dan konseling bekerja sendiri atau harus bekerja sama dengan ahli atau petugas lain
Pelayanan bimbingan dan konseling bukanlah proses yang terisolasi, melainkan proses yang sarat dengan unsur-unsur budaya,sosial,dan lingkungan. Oleh karenanya pelayanan bimbingan dan konseling tidak mungkin menyendiri. Konselor perlu bekerja sama dengan orang-orang yang diharapkan dapat membantu penanggulangan masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Di sekolah misalnya, masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tidak berdiri sendiri.Masalah itu sering kali saling terkait dengan orang tua,siswa,guru,dan piha-pihak lain; terkait pula dengan berbagai unsur lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu penanggulangannya tidak dapat dilakukan sendiri oleh guru pembimbing saja .Dalam hal ini peranan guru mata pelajaran, orang tua, dan pihak-pihak lain sering kali sangat menentukan. Guru pembimbing harus pandai menjalin hubungan kerja sama yang saling mengerti dan saling menunjang demi terbantunya siswa yang mengalami masalah itu. Di samping itu guru pembimbing harus pula memanfaatkan berbagai sumber daya yang ada dan dapat diadakan untuk kepentingan pemecahan masalah siswa. Guru mata pelajaran merupakan mitra bagi guru pembimbing, khususnya dalam menangani masalah-masalah belajar.
Namun demikian, konselor atau guru pembimbing tidak boleh terlalu mengharapkan bantuan ahli atau petugas lain. Sebagai tenaga profesional konselor atau guru pembimbing harus mampu bekerja sendiri, tanpa tergantung pada ahli atau petugas lain. Dalam menangani masalah siswa guru pembimbing harus harus berani melaksanakan pelayanan, seperti “praktik pribadi”, artinya pelayanan itu dilaksanakan sendiri tanpa menunggu bantuan orang lain atau tanpa campur tangan ahli lain. Pekerjaan yang profesional justru salah satu cirinya pekerjaan mandiri yang tidak melibatkan campur tangan orang lain atau ahli.
11. Konselor harus aktif, sedangkan pihak lain harus pasif
Sesuai dengan asas kegiatan, di samping konselor yang bertindak sebagai pusat penggerak bimbingan dan konseling, pihak lain pun, terutama klien,harus secara langsung aktif terlibat dalam proses tersebut.Lebih jauh, pihak-pihak lain hendaknya tidak membiarkan konselor bergerak dan berjalan sendiri. Di sekolah, guru pembimbing memang harus aktif, bersikap “jemput bola”, tidak hanya menunggu didatangi siswa yang meminta layanan kepadanya.Sementara itu, personil sekolah yang lain hendaknya membantu kelancaran usaha pelayanan itu.
Pada dasarnya pelayanan bimbingan dan konseling adalah usaha bersama yang beban kegiatannya tidak semata-mata ditimpakan hanya kepada konselor saja. Jika kegiatan yang pada dasarnya bersifat usaha bersama itu hanya dilakukan oleh satu pihak saja, dalam hal ini konselor, maka hasilnya akan kurang mantap, tersendat-sendat, atau bahkan tidak berjalan sama sekali.
12. Menganggap pekerjaan bimbingan dan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja
Benarkah pekerjaan bimbingan konseling dapat dilakukan oleh siapa saja? Jawabannya bisa saja “benar” dan bisa pula “tidak”. Jawaban ”benar”, jika bimbingan dan konseling dianggap sebagai pekerjaan yang mudah dan dapat dilakukan secara amatiran belaka. Sedangkan jawaban ”tidak”, jika bimbingan dan konseling itu dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip keilmuan dan teknologi (yaitu mengikuti filosopi, tujuan, metode, dan asas-asas tertentu), dengan kata lain dilaksanakan secara profesional. Salah satu ciri keprofesionalan bimbingan dan konseling adalah bahwa pelayanan itu harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli dalam bidang bimbingan dan konseling. Keahliannya itu diperoleh melalui pendidikan dan latihan yang cukup lama di Perguruan Tinggi.
13. Menyama-ratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien
Cara apapun yang akan dipakai untuk mengatasi masalah haruslah disesuaikan dengan pribadi klien dan berbagai hal yang terkait dengannya.Tidak ada suatu cara pun yang ampuh untuk semua klien dan semua masalah. Bahkan sering kali terjadi, untuk masalah yang sama pun cara yang dipakai perlu dibedakan. Masalah yang tampaknya “sama” setelah dikaji secara mendalam mungkin ternyata hakekatnya berbeda, sehingga diperlukan cara yang berbeda untuk mengatasinya. Pada dasarnya.pemakaian sesuatu cara bergantung pada pribadi klien, jenis dan sifat masalah, tujuan yang ingin dicapai, kemampuan petugas bimbingan dan konseling, dan sarana yang tersedia.
14. Memusatkan usaha Bimbingan dan Konseling hanya pada penggunaan instrumentasi
Perlengkapan dan sarana utama yang pasti dan dan dapat dikembangkan pada diri konselor adalah “mulut” dan keterampilan pribadi. Dengan kata lain, ada dan digunakannya instrumen (tes.inventori,angket dan dan sebagainya itu) hanyalah sekedar pembantu. Ketidaan alat-alat itu tidak boleh mengganggu, menghambat, atau bahkan melumpuhkan sama sekali usaha pelayanan bimbingan dan konseling.Oleh sebab itu, konselor hendaklah tidak menjadikan ketiadaan instrumen seperti itu sebagai alasan atau dalih untuk mengurangi, apa lagi tidak melaksanakan layanan bimbingan dan konseling sama sekali.Tugas bimbingan dan konseling yang baik akan selalu menggunakan apa yang dimiliki secara optimal sambil terus berusaha mengembangkan sarana-sarana penunjang yang diperlukan
15. Menganggap hasil pekerjaan Bimbingan dan Konseling harus segera terlihat.
Disadari bahwa semua orang menghendaki agar masalah yang dihadapi klien dapat diatasi sesegera mungkin dan hasilnya pun dapat segera dilihat. Namun harapan itu sering kali tidak terkabul, lebih-lebih kalau yang dimaksud dengan “cepat” itu adalah dalam hitungan detik atau jam. Hasil bimbingan dan konseling tidaklah seperti makan sambal, begitu masuk ke mulut akan terasa pedasnya. Hasil bimbingan dan konseling mungkin saja baru dirasakan beberapa hari kemudian, atau bahkan beberapa tahun kemuadian.. Misalkan, siswa yang mengkonsultasikan tentang cita-citanya untuk menjadi seorang dokter, mungkin manfaat dari hasil konsultasi akan dirasakannya justru pada saat setelah dia menjadi seorang dokter.
Adaptasi dan disarikan dari : Prayitno.2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas : Jakarta

Kiat- Menghilangkan Rasa Jenuh Menjadi Kegairahan

Jenuh seringkali menjadi faktor yang berdampak buruk pada kinerja seseorang saat bekerja. Rasa jenuh juga sering menjadi alasan seseorang yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya. Sebenarnya ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk mengusir jenuh, tanpa harus mengorbankan pekerjaan Anda. Bila Anda mampu melakukannya, bisa jadi rasa jenuh dan bad mood akan berganti menjadi hal sesuatu yang menggairahkan. Mau tahu caranya?

1. Pikirkan hal-hal yang menyenagkan
Coba pikirkan dan tulis apa yang Anda sukai dari pekerjaan Anda saat ini. Meski agak sulit di saat jenuh menyerang, namun tulislah hal pertama yang terlintas dari pikiran Anda. Setelah itu, baca kembali. Bila ada yang tertinggal, segera tambahkan. Misalnya, teman setim yang sangat baik pada Anda, menyenangkan untuk diajak bekerjasama, dapat dipercaya, atau hal-hal lain yang menyenangkan yang sebelumnya selalu membuat pekerjaan Anda menjadi lancar dan menggairahkan Jenuh seringkali menjadi faktor yang berdampak buruk pada kinerja seseorang saat bekerja. Rasa jenuh juga sering menjadi alasan seseorang yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya
Sebenarnya ada beberapa kiat yang bisa Anda lakukan untuk mengusir jenuh, tanpa harus mengorbankan pekerjaan Anda. Bila Anda mampu melakukannya, bisa jadi rasa jenuh dan bad mood akan berganti menjadi hal sesuatu yang menggairahkan. Mau tahu caranya?
1. Pikirkan hal-hal yang menyenagkan
Coba pikirkan dan tulis apa yang Anda sukai dari pekerjaan Anda saat ini. Meski agak sulit di saat jenuh menyerang, namun tulislah hal pertama yang terlintas dari pikiran Anda. Setelah itu, baca kembali. Bila ada yang tertinggal, segera tambahkan. Misalnya, teman setim yang sangat baik pada Anda, menyenangkan untuk diajak bekerjasama, dapat dipercaya, atau hal-hal lain yang menyenangkan yang sebelumnya selalu membuat pekerjaan Anda menjadi lancar dan menggairahkan

2. Curhatlah pada teman
Bila Anda punya sahabat di kantor yang dapat diandalkan, cobalah untuk melepaskan unek-unek padanya. Ajak teman Anda untuk bersenang-senang selepas jam kerja, misalnya dengan menonton film atau sekedar berwisata kuliner. Dengan sahabat, Anda akan merasa lebih nyaman dan mendapatkan dukungan

3. Belajar dari orang lain
Perhatikan siapa orang di kantor yang paling enjoy dengan pekerjaannya. Cari tahu apa rahasianya, sehingga bisa betah dengan pekerjaannya. Siapa tahu Anda bisa menimba ilmu darinya, dan belajar menikmati pekerjaan meski dalam kondisi yang sulit dan penuh tekanan


4. Daftar sumber penyakit
Buat daftar apa saja yang membuat Anda tertekan dan tidak nyaman saat berada di kantor. Dengan mengenali sumber "penyakit" yang membuat Anda tak betah, Anda akan dapat melakukan berbagai perubahan

5. Beristirahat, jauhi kantor
Ambil cuti dan "jauhi" kantor. Dengan mengambil waktu istirahat yang cukup dan menjauh dari rutinitas kantor, Anda punya kesempatan untuk mencerahkan diri. Sehingga Anda kembali punya semangat baru dan siap untuk bekerja lebih semangat.

6. Perbaiki situasi dan lingkungan pekerjaan
Berusahalah untuk memperbaiki situasi, baik dari dalam diri maupun yang berkaitan dengan lingkungan pekerjaan. Lakukan sesegera mungkin. Perbaikan hubungan Anda dengan pekerjaan akan mempengaruhi perilaku Anda di kantor.

7. Buat perbedaan dan perubahan
Lakukan hal-hal yang paling menonjol dan membutuhkan detail, sehingga Anda dapat membuat perbedaan besar dalam karir Anda. Begitu pula bila ada perubahan dalam hal pekerjaan, Anda akan siap menghadapinya

8. Tingkatkan pengethuan
Ikuti berbagai kursus atau pelatihan, meski membutuhkan biaya namun ilmu baru akan dapat meningkatkan kemampuan dan memperbaiki kinerja Anda

Friday 1 April 2011

5 Etika Kesopanan dalam Bekerja

Surya Handayana
Beberapa etika kesopanan yang harus diperhatikan selama berada di lingkungan kantor, seperti:

1. Tetap menghargai pimpinan

Selama berada di kantor Anda harus bisa menghormati pimpinan, termasuk juga menghargai karyawan lain yang memiliki level jabatan jauh berada di bawah Anda.

2. Jagalah tutur kata Anda

Apabila Anda sudah menjadi tangan kanan pimpinan, bukan berarti Anda bisa sesuka hati memperlakukan karyawan lain yang level jabatannya jauh berada di bawah. Tetaplah bertutur kata yang baik dengan semua orang, bahkan dengan pimpinan Anda sekalipun

3. Dengarkan dan perhatikan perintah dari pimpinan

Anda harus benar-benar memperhatikan setiap perintah yang diberikan pimpinan. Terlebih lagi jika dia sedang menugaskan sesuatu hal yang penting. Jangan buat pimpinan Anda kecewa dan memberikan penilaian buruk terhadap kinerja Anda selama di kantor.

4. Komunikasi yang baik dengan seluruh karyawan

Anda tetap harus menjaga komunikasi yang baik kepada seluruh karyawan. Tujuannya tak lain untuk menghindari kesalahpahaman dalam penyampaian pesan kepada orang lain.

5. Saling membantu satu sama lain

Setelah menduduki jabatan yang strategis dan menjadi tangan kanan pimpinan Anda, bukan berarti lantas lepas tangan bila rekan kerja Anda sedang mengalami kesusahan. Cobalah membantu mereka sesuai kemampuan. Mereka tentu saja tidak akan melupakan kebaikan Anda dan mereka pun pasti akan membalas kebaikan bila suatu saat Anda mendapatkan musibah.